Urutan-Urutan Sesi Manasik Haji Yang Harus Diketahui

Secara harfiah, manasik haji adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdiri dari pelaksanaan ibadah haji. Seseorang yang sedang melakukan ibadah haji juga diharuskan memahami setiap rukun-rukunnya.

Sebelum berangkat ke Arab untuk beribadah haji, jamaah akan dibimbing dan dibina hingga siap. Akan ada materi tata cara ibadah serta pembinaan oleh instruktur haji yang standby di balai pelatihan.

Ketika berangkat untuk menunaikan rukun islam yang kelima, perjalanannya akan membutuhkan waktu yang panjang. Namun, sebelum itu, manasik memerlukan persiapan antara 8-12 minggu.

Setelah persiapannya sudah matang, maka jamaah akan diminta untuk mempersiapkan diri. Keberangkatan haji ini secara umum dimulai setiap bulan Dzulhijjah.

Bagian yang harus segera dipahami adalah tentang urutan manasik serta hukum beribadah haji. Semakin cepat para jamaah memahami urutannya, maka akan semakin cepat menyelesaikan praktik.

Urutan-Urutan Manasik Haji

Agar dapat menjalankan ibadah haji dengan baik, maka terlebih dahulu para jamaah akan mendapatkan pelatihan. Mengetahui urutannya akan membuat jamaah lebih detail dalam memahami ibadah haji.

Tentunya, pihak yang melatarbelakanginya akan menyiapkan seluruh fasilitas yang dibutuhkan. Biasanya, seluruh fasilitas tersebut akan disiapkan oleh pihak penyalur sampai waktu berangkat haji ditentukan.

Oleh karena itulah, sebelum berangkat para jamaah diminta untuk belajar manasik di balai pelatihan. Berikut adalah urutan-urutan yang perlu dipelajari antara lain:

Melakukan Ihram

Ibadah haji adalah salah satu syarat untuk melengkapi rukun islam kelima. Kamu yang ingin melakukan ibadah haji bisa mendaftarkan diri di daftar haji plus via online.

Ada banyak hal yang akan dipelajari dan akan ada balai yang dikhususkan untuk media manasik. Ihram adalah bagian paling pertama yang harus diketahui jamaah.

Para jamaah akan diminta untuk memakai pakaian yang warna dasarnya putih bersih. Aurat juga harus tertutupi serta bagian kaki tidak boleh dijahit.

Sebelum prosesi ihram dimulai, jamaah diwajibkan untuk mandi serta berwudhu. Tidak boleh ada satupun kuku yang panjang serta kumis harus dicukur bersih.

Adapun syarat lainnya yang harus dipenuhi seperti memotong bulu ketiak serta kemaluan. Waktu dilaksanakannya manasik dilakukan disaat bulan syawal sampai tanggal 9 Dzulhijjah.

Adapun urutannya tersebut dimulai dan diikuti dengan berihram dan membaca niat. Jamaah perlu melakukannya dengan khusyu’ dan konsentrasi.

Wukuf di Arafah

Urutan manasik yang selanjutnya adalah wukuf di Arafah. Waktu dimulainya wukuf ini adalah disaat dzuhur di setiap tanggal 9-10 Dzulhijjah.

Para jamaah akan diminta untuk melaksanakan wukuf tersebut dimulai dari siang hari. Batas penyelesaiannya biasa dilakukan disaat menjelang magrib hingga malam menjelang pagi.

Pada saat wukuf tersebut dimulai, diharapkan para jamaah juga memohon doa. Tujuannya adalah agar setiap niat yang dilandasi doa maka Allah akan mendengar dan mengabulkannya.

Tawaf Ifadah

Setelah menjalankan wukuf, maka selanjutnya adalah melaksanakan dzulhijjah. Sebelum melakukannya, disarankan para jamaah membaca niat disertai mengelilingi ka'bah.

Total melakukan tawaf dengan mengelilingi ka'bah ini adalah sebanyak 7 kali disertai membaca talbiyah. Untuk jamaah pria, disarankan membaca niat dengan suara yang lantang.

Sementara untuk jamaah wanita, membaca dengan suara lirih. Pelaksanaan kegiatan Tawaf Ifadah ini dimulai pada tengah malam 10 Dzulhijjah.

Sa’i

Urutan selanjutnya yang akan dilakukan jamaah adalah melaksanakan Sa’i. Jamaah yang akan melakukan Sa’i akan diminta untuk berlari-lari kecil antara bukin Syafa ke Marwah.

Langkah pertama ketika melakukan Sa’i adalah membaca niat di lampu hijau pertama dari bukit Shafa. Para jamaah melakukannya sembari berjalan kaki.

Setelah menuju ke lampu hijau kedua, calon jamaah akan diminta untuk berlari-lari kecil sampai ke bukit Marwah. Dalam prosesnya, Sa’i dilakukan sebanyak 7X serta terus bolak-balik dan diakhiri di bukit Marwah.

Mabit di Muzdalifah

Mabit sama halnya dengan menginap. Para jamaah selanjutnya dapat menginap di Muzdalifah yang dilaksanakan setelah magrib tiba.

Waktu mulainya ini adalah setelah magrib hingga terbit fajar. Prosesi dijalankan di setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Para jamaah diperbolehkan meninggalkan Muzdalifah apabila sudah lewat tengah malam. Ketika pelaksanaan mabit ini dimulai, jamaah diperkenankan mengumpulkan 49-70 butir kerikil.

Kumpulan kerikil tersebut nantinya yang akan dipakai untuk melaksanakan sesi lempar jumrah. Usahakan agar kerikil yang terkumpul tidak kurang dari yang disarankan.

Melempar Jumrah Aqabah

Urutan selanjutnya yang perlu dilakukan jamaah haji adalah melempar jumrah aqabah. Pelaksanaan lempar jumrah ini dilakukan di tanggal 10 Dzulhijjah.

Para jamaah tidak diperkenankan melempar 7 kerikil sekaligus. Proses melemparnya adalah satu per satu dan dilarang melemparnya secara bersamaan.

Mencukur Rambut

Ketika menjalankan sesi lempar jumrah, para jamaah akan diminta mencukur rambutnya. Setidaknya mencukur rambut ini minimal dipilih per 3 helai.

Jika para jamaah ingin menggunduli rambutnya. Maka hal tersebut juga diperbolehkan.

Melempar Tiga jumrah

Urutan manasik yang selanjutnya yakni melempar tiga jumrah. Pelaksanaan ini dilakukan pada hari tasyrik yakni tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah.

Ketika melaksanakannya maka akan ditentukan 3 lokasi yakni pertama jumrah Aqabah yang berada di perbatasan Mina dan Mekah. Kedua adalah jumrah Wustha yang berada di antara lokasi jumrah Ula dan jumrah Aqabah.

Ketiga dilakukan di jumrah Ula dekat arah Haratullisan. Dari ketiga tersebut, prosesnya harus dijalankan secara berurutan.

Alasan utama mengapa harus berurutan adalah karena itu merupakan urutan yang harus dijalankan. Apabila dilanggar, para jamaah akan diminta melakukannya kembali dari awal.

Apabila kondisi jamaah sedang sakit, maka masih terdapat alternatif lain. Para jamaah bisa menggantinya di hari lain selama waktu tersebut masih di hari tasyrik.

Mabit di Mina

Mabit di Mina bisa dilakukan pada malam 11,12 serta 13 dzulhijjah. Apabila prosesi lempar jumrahnya selesai, para jamaah haji bisa meninggalkan Mina.

Ada 2 Nafar yang harus dilakukan yakni pada Nafar awal yang menginap selama 2 malam di Mina. Sementara Nafar Tsani dapat bermalam sebanyak 3 malam di Mina.

Dzulhijjah Wada

Dzulhijjah Wada dikenal juga sebagai dzulhijjah perpisahan. Pelaksanaan ini dilakukan untuk para jamaah yang menyelesaikan Mabit Mina.

Para jamaah dapat mulai meninggalkan Mekkah dan tidak diperbolehkan menginap di hotel. Syarat ini memiliki pengecualian yakni boleh dilanggar apabila jamaah sedang menunggu bus.

Untuk jamaah perempuan yang sedang dalam masa haid, boleh untuk tidak meninggalkan dzulhijjah wada. Para jamaah perempuan tersebut juga tidak akan dikenai denda.

Tahallul

Urutan manasik terakhir yakni melakukan tahallul. Para jamaah mulai bebas dari ihram ketika tahallul tersebut sudah dilakukan.

Ada 2 jenis tahallul yang harus diketahui. tahallul pertama merupakan syarat jamaah yang sudah melakukan 3 serangkaian kegiatan.

Kegiatan tersebut meliputi melempar jumrah, mencukur rambut hingga aqabah. Pada jenis tahallul kedua ini menandakan jamaah sudah menyelesaikan Sa’i dan dzulhijjah ifadah.

Berikut merupakan urutan serangkaian kegiatan manasik haji yang dilakukan oleh para calon jamaah. Serangkaian kegiatan tersebut dijalankan sebelum jamaah diberangkatkan menuju Mekah.

Bagi yang ingin mendaftar haji, maka bisa dengan memilih daftar haji plus yang dapat dilakukan secara online. Proses pendaftarannya terbilang mudah dan dapat diproses langsung tanpa memakan waktu.